Baca rahasia meninggikan badan 
Contoh Makalah - Kali ini Saya hanya mau berbagi satu contoh makalah pendidikan yang memang kebetulan di dapat dari sebuah sumber di internet.
Semoga  dengan sedikit info dari contoh makalah dibawah ini, bisa dijadikan  panduan bagi teman teman yang kebetulan lagi mencari contoh makalah buat  keperluan sekolah, kuliah, atau yang lain . Untuk masalah pengeditan  nya, semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan kawan sekalian. Sukses.
Kalau kawan suka artikel ini, silakan klik tombol "like" dibawah untuk berbagi ke Facebook
Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mata  pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai  dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir  logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja  sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih  menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam  pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari  guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran  cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa  jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika  kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan,  strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran  yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau  tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan  pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat  perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola  pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
B. Tujuan
Tulisan  ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para  mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan  Universitas Lampung agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan  pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
Bab II
Model Pembelajaran Kooperatif
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting  dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah  direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi,  pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama.  Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran  adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang  dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung  jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan  pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru  adalah model pembelajaran kooperatif.
Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran kooperatif
merupakan  suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya  kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat  kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika  memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang  berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran  kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan  untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai  tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran  ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur  penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan  pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas,  struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Tujuan  model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa  meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya,  serta pengembangan keterampilan sosial.
B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6.Setiap  anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan  keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.Setiap  anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2.  Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,  baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota  kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan  kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dalam  pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan  tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir  kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan  menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan  dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4.Membimbing kelompok belajar.
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5. Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.Memberikan penghargaan.
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
Bab III
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran  kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang  dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John  Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang  paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok  digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student  Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran  kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar  beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat  kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian  siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah  menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis  tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling  membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam  pembelajaran matematika.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD  merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas  dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling  membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang  maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru  kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
1.Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum  menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban  yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian  menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6  orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
a).Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang  didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat  pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari  siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.
2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di  sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan  menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu  siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran  dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa  mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk  mengikuti tes berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan pengembangan  materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini  siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan  diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami  konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek  terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa  mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau  menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas  jangan menyita waktu lama.
3.Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS  kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi  dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih  kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang  konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa  bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban,  atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan  sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.Evaluasi
Dilakukan  selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah  siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan  presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara  individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling  membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu  dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap  anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor  ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata  kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi  kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik,  hebat dan super.
6.Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu  periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor  evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan  kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD.
Materi-materi  matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student  Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk  memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran  yang tinggidan juga hapalan, misalnya bilangan bulat,  himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi yang tepat  dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe  STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan  prestasi belajar siswa.
D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan  dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama  dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung  keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa  menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD  menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling  memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna  mencapai prestasi yang maksimal.
BAB IV
Simpulan dan Saran
A. Simpulan
1.  Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar  dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2.  Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting  pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari  teacher center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari  model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudian  siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah  menguasai pelajaran tersebut
Saran
1.Diharapkan guru  mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam  kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan  dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan  mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2.Agar pembelajaran  dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran  kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan  mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan  dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan  yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.
Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
sumber asli:
http://makalah-di.blogspot.com/2009/11/makalah-tentang-model-pembelajaran.html


 21.34
21.34
 poetra_hakim
poetra_hakim
 
 Posted in:
 Posted in:   












1 komentar:
mantap gan,,, kunjung balik at http://ilmukami.co.cc
Posting Komentar